animasi kursor

SELAMAT DATANG DI BERANDA KAMI


Kehidupan, kadang membuat kita tersenyum bahagia, namun tidak jarang membuat kita bermuram durja. Janganlah gundah karena semua itu hanyalah sebuah perjalanan menuju kehidupan abadi. Mari kita berbagi inspirasi, untuk menggapai kehidupan abadi yang bahagia, selamanya.

Rabu, 27 November 2013

Anak dalam Naungan Ilahi



 ANAK DALAM NAUNGAN ILLAHI
Oleh : Nurhaj Syarifah,S.Ag
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An Nisaa (4) : 9)
Maha suci Allah, kita mesti bersyukur atas pemberian nikmat Allah Ta`ala, selanjutnya kita akan menunggu tambahan nikmat-Nya sebagaimana telah dijanjikan Allah Ta`ala kepada orang-orang yang telah bersyukur. Sebagai orangtua kita bersyukur atas karunia Allah atas anak-anak yang lucu, cerdas dan kreatif.
Anak-anak kita adalah anak-anak masa depan. Anak-anak yang akan menghadapi jaman yang berbeda dengan jaman yang kita rasakan sekarang ini. Kita perlu mempersiapkan anak-anak kita dari sekarang. Sebagaimana nasihat Ali bin Abi Thalib: Karamallahu wajhahu “Didiklah anakmu dengan kesungguhan karena ia akan hidup yang berbeda dengan zamanmu.”

Yang bisa kita petik dari nasihat tersebut ada 3 hal : Pertama, kita berikan kepada mereka anak-anak kita pendidikan terbaik sehingga mereka memiliki bekal ilmu untuk hidup. Sesungguhnya segala sesuatu ada ilmunya dan jalan untuk mengantarkan ilmu kepada mereka adalah pendidikan. Kedua, Kita didik mereka dengan kesungguhan sehingga apa yang kita tanamkan pada diri mereka benar-benar membekas.Dengan kesungguhan, kesulitan insya Allah bisa kita atasi dengan seizin Allah SWT. Kita menguatkan jiwa mereka dengan keyakinan dan aqidah yang kuat, tetapi kita tidak boleh memaksa mereka dalam hal-hal yang tidak prinsip terhadap minat sebagai bagian dari ketrampilan hidup. Ketiga, Menanamkan kepada mereka dasar-dasar berpengetahuan dan keyakinan yang kuat. Hal ini yang memudahkan mereka untuk menggunakan ketrampilan, pengetahuan dan ilmu untuk mengarifi hidup dan mengolahnya agar menjadi sarana menegakkan kalimat Allah di muka bumi.
Sudah menjadi sunatullah, orangtua adalah guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Mendidik anak agar menjadi manusia yang tunduk pada hukum Allah dimulai dari penanaman dan pemahaman aqidah yang benar. Tentang keberadaan Allah sebagai pencipta dan pengatur. Semakin kita memahami keberadaan ciptaanNya dan sunatullah atau hukum alam ini, semoga kita dan anak-anak kita makin tambah yakin dan patuh pada hukum Allah. Semoga semakin cerdas anak kita, semakin taat dan tunduk pada hukum Allah, ketundukan yang penuh keyakinan dan pemahaman yang lurus.
 Kesabaran dan keteladanan dalam mendidik anak menjadi kunci sukses, seperti sholat berjama`ah, mengaji al Qur`an, setiap kegiatan diawali dengan do`a, giat belajar dalam menuntut ilmu, hormat kepada orangtua dan saling kasih sayang antara semua anggota keluarga.
Mengingat anak-anak kecil sekarang akan menjadi dewasa dan di pundaknya tertumpu nasib kehidupan manusia dan dunia ini, maka sesuai perkembangannya membahas hukum-hukum yang berkaitan dengan fasenya. Fase anak yang baru lahir, seperti aqiqah, mencukur rambut, memberi nama dan juga mengkhitan. Tahap perkembangan selanjutnya menuntut tanggungjawab yang besar dari orangtua yaitu menyusui, mengasuh dan memberi nafkah. Dilanjutkan tentang hukum anak dalam beribadah dan bermuamalah, dalam hal ibadah diuraikan mengenai thaharah, sholat, adzan, zakat, puasa, haji yang dilakukan oleh anak-anak. Sedangkan dalam hal muamalah tentang hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas anak, apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang oleh anak, juga dibahas tentang hukum wasiat dan waris kepada anak serta pengelolaan harta kekayaan yang menjadi milik anak.
Bimbinglah anak-anak untuk memahami kedudukannya di muka bumi. Pahamkan bahwa Allah adalah Pencipta (Al Khaliq). Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Allah juga Pengatur (Al Mudabbir), Allahlah yang mengatur makhluk ciptaanNya, alam raya ini dan berbagai kehidupan. Oleh karena itu manusia wajib mengikuti aturanNya yakni Islam yang bersumber pada Al Qur`an dan Al Hadits. Itulah petunjuk hidup dari Allah. Jika orangtua menyampaikan amanah untuk menunjuki anak pada petunjuk yang benar maka nasib masa depan anak dalam jaminan keselamatan yang kekal di dunia dan akhirat.
Anak  adalah anugerah Ilahi yang harus kita syukuri. Ia juga amanah dari-Nya yang patut kita jaga, sebagai orangtua dan pendidik senantiasa memelihara, menyayangi dan membina anak-anak dengan pendidikan yang baik. Tingkah polah anak seringkali membuat orangtua tersenyum simpul apalagi disertai dengan kelucuan dan ekspresi lugunya, namun bila anak mulai menunjukkan perilaku yang menjengkelkan, membangkang, malas belajar, tidak disiplin, kurang hormat dan sebagainya tidak sedikit orangtua mampu menahan emosinya. Kemudian anak menjadi sasaran pendisiplinan, padahal Islam melarang orangtua berlaku keras pada anaknya. “Janganlah kamu mengangkat tongkatmu!”, pesan Rasulullah SAW. Sebab sekecil apapun sikap buruk orangtua akan ditiru anak. Tindakan pemaksaan dan intimidasi kepada anak bukanlah cara yang dibenarkan dalam pendidikan. Cara-cara tersebut hanya akan mengakibatkan anak menjadi stres, kurang kreatif, penakut atau bahkan pendendam. Di dalam mendidik dan menangani anak yang  sesuai pendidikan Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah bagi semua manusia yakni dengan : pendidikan anak menurut Al Qur`an dan As Sunnah, peran orangtua dalam mendidik anak agar berakhlak mulia, pendidikan tentang do`a-do`a pilihan dari Al Qur`an dan As Sunnah.
Mendidik anak adalah kewajiban orangtua. Ketika orangtua mengamanahkan pendidikan ini kepada sekolah, pendidikan bukan hanya kewajiban sekolah. Sekolah hanya membantu sebagian tanggungjawab kita sebagai orangtua dalam mendidik anak. Dengan demikian anak-anak yang kita sekolahkan di sekolah bergengsi sekalipun tetap membutuhkan pendidikan yang sempurna dari keluarga dan masyarakat. Alangkah baiknya jika proses pendidikan di sekolah ditopang dengan upaya pendidikan dalam keluarga dan interaksi sosial yang kondusif yakni dengan mengajarkan nilai-nilai hidup sejak dini, sehingga aktivitas anak tumbuh sebagai prestasi anak baik melalui kebiasaan sholat berjamaah maupun rajin dan giatnya belajar.
Kisah Nabi Nuh as bisa dijadikan pelajaran bagi kita dalam mengajak keluarganya menuju jalan yang lurus. Selama 950 tahun dia tidak pernah bosan dan letih mengajak anak dan istrinya untuk taat dengan Allah dan Rasul-Nya. Sudah tidak terhitung seruan dan peringatannya bahkan sampai anaknya mau mati tenggelam, dia seru terus agar anaknya ikut kapal bersamanya. Lantas, bagaimana dengan kita! Sudah berapa kali kita peringatkan anak-anak kita?
Sepuluh, seratus atau sudah tidak terhitung, selagi anak kita masih hidup kewajiban kita untuk terus membimbingnya. Pertanyaannya sekarang, jangan-jangan anak kita makan dengan tangan kiri, tidak baca bismilah ketika mau makan atau minum, tidur tengkurap, menguap tidak ditutup, buang air kecil tidak cebok, tidak sholat dan lain sebagainya, karena kita sendiri seperti itu. Anak-anak kita mencontoh kelakuan kita.
Pendidikan yang baik tidak sekedar mencerdaskan otak, tetapi juga membangkitkan jiwa yakni dengan pendidikan agama. Pendidikan agama mencakup berbagai aspek yang bisa dimengerti oleh anak, seperti aspek pengetahuan agama, ketrampilan agama, keyakinan agama, pengalaman agama dan penghayatan agama. Maksudnya anak mampu meyakini bahwa ajaran agamanya benar dan mestinya dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari dan juga sadar bahwa Allah senantiasa mengawasi perilaku kita bahkan Allah dapat membaca dan mendengar kata hati kita. Bukankah Allah telah mencontohkan dalam pedoman hidup kita,Al Qur`an. Proses ini akan tercapai dengan melalui beberapa alternatif pendekatan yaitu sholat malam, puasa, dzikir dan do`a.
Dunia anak adalah dunia bermain.Untuk itu bagi para orangtua hendaklah menyempatkan diri bermain bersama anak atau memberi kesempatan bermain pada anak. Sesibuk apapun pekerjaan, luangkan waktu bercanda dan bermain bersama anak, dengan memberikan contoh-contoh yang baik bagi anak karena merekalah investasi paling berharga di dunia dan akhirat kelak. Semoga kelak mereka bisa meninggikan kalimat Laailaahaillallaah di muka bumi, amin.
Dijadikannya Islam sebagai fitrah seorang anak sejak lahir, orangtuanyalah baik orangtua dalam arti bapak dan ibu di rumah maupun orangtua guru di sekolah yang akan menguatkan Islam sebagai fitrah anak tersebut atau bahkan mengubahnya menjadi yahudi, nasrani atau majusi. Intinya orangtua dalam mengajar anak-anak dengan ikhlas karena Allah dan berusaha dengan optimal. Hadirkan cinta dan teladan dalam mendidiknya. Yakinlah apa yang kita usahakan tersebut akan dibalas Allah dengan menjadikan anak-anak kita sholih dan sholihah. Anak yang akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Itulah hadiah paling berharga buat kedua orangtuanya.
By : Nurhajs (KUA Wonosari Gunungkidul Yogyakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar