INDAHNYA BERDZIKIR
Oleh : Nurhaj Syarifah,S.Ag
Dzikir jangan diterjemahkan secara sempit. Selama ini
kita memahami dzikir hanyalah bacaan-bacaan do`a dengan jumlah tertentu,
padahal sebenarnya dzikir adalah rangkaian ibadah baik lahir maupun batin baik
yang wajib maupun sunat. Apa saja yang kita lakukan, sepanjang sesuai dengan
tuntunan Rasulullah Saw dan bertujuan untuk mengingat (mendekatkan diri)
kepada-Nya, maka itulah yang disebut dzikir.
Dzikir dalam arti luas adalah ibadah secara lahir batin.
Belumlah seseorang dianggap dzikir jika seseorang hanya duduk di masjid membaca
bacaan-bacaan khusus dengan jumlah tertentu, karena dzikir yang demikian
itubelum memenuhi syarat untuk mengantarkan kepada Allah. Maka lakukanlah
dzikir dengan tidak dibatasi hitungan, tidak dibatasi gerakan, ruang dan waktu.
Amalkan secara istiqomah terus menerus sehingga kita akan mendapatkan karunia
yang besar dari Allah. Karunia itu berupa petunjuk, cahaya Ilahi dan kenikmatan
dalam beribadah.
Dzikir, do`a dan apa saja yang ada di dalamnya dilakukan
secara lahiriah dan diresapi dalam batin akan menimbulkan ketentraman, karena
dzikir merupakan ekspresi ibadah dan ketaatan kepada Allah. Dzikir hendaknya
dipahami sebagai pengakuan atas kelemahan dan kehinaan serta keinginan kita
untuk dapat bertemu dengan-Nya.
Hasil dzikir barulah dapat kita rasakan kelak di akhirat.
Sedangkan dalam kehidupan sekarang ini kita mendapatkan berupa petunjuk dalam
melaksanakan ibadah, mula-mula kita merasa ikhlas, lalu meningkat menjadi
nikmat, selanjutnya akan merasa bahwa ibadah adalah kebutuhan.
Sebagaimana
firman Allah Swt :

“Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada
waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang” (QS. Thaaha(20) : 130).
“Dzikir itu indah dan nikmat” kini bukan lagi sebuah
tutur kata di atas mimbar atau konsep seminar, tetapi sudah menjadi pengalaman
rohani yang mengasyikkan. Subhanallah... inilah titik hidayah awal mengenai
Allah Swt mengenal pada jalinan cinta yang tulus kepada-Nya. Kenikmatan hidup
pun ikut dalam ketulusan dan kepasrahan pada-Nya.
Dzikir tidak hanya di lisan atau duduk kemudian
tersungkur lalu menangis, itu bukan segalanya. Hal yang utama adalah jika
dzikir dapat membuat ketaqwaan kita kepada Allah Swt semakin meningkat. Kita
dapat menjadi hamba Allah yang bertaqwa melalui dzikir qalbu/merasakan
kehadiran Allah, dzikir akal/menangkap bahasa Allah dalam setiap kejadian alam
dan dzikir lisan/ekspresi hati dan akal.
Bencana dan bala yang terjadi tiada henti karena kita
melupakanNya, tidak ada jalan lain kecuali segera bertaubat dengan
sungguh-sungguh kepada-Nya. Dzikir taubat yang dilakukan disertai dengan mandi
taubat terlebih dahulu agar do`a-do`a yang kita panjatkan dan langkah-langkah
yang ditempuh senantiasa dalam kondisi suci lahir batin mendapat ridlo Allah
Swt. Dzikir dapat menjadi benang tasbih dan titik hidayah bagi mereka yang
larut dalam nikmatnya dzikir serta menjadi menjadi cahaya penerang di tengah
kegelapan. “ Bicaranya dakwah, diamnya dzikir, nafasnya tasbih, matanya
rahmat, pikirannya husnudzhan, gerak hatinya do`a, uluran tangannya sedekah,
langkah kakinya jihad.”
Dzikir dalam arti mengingat Allah dapat semakin
mempercepat dikabulkannya do`a kita yang bersumber pada Al Qur`an dan hadits
yang bisa bermanfaat untuk mendorong kebangkitan kita dari keterpurukan. Dan setidaknya
dzikir dapat mendekatkan diri kita untuk selalu mengingat dan menyebut asmaNya,
seperti : istghfar (memohon ampun), membaca tasbih, tahlil dan tahmid, asmaul
husna, ayat kursi, bismillah, sholawat nabi, ayat-ayat Al Qur`an ( surat Al Fatihah, Al Falaq,An Naas, Al
Ikhlas, Al Fath,Al Kautsar, Adh Dhuha, Al Qadr, Al Insyirah, Al Waqi`ah,
Yaasiin).
Subhanallah, ternyata orang yang sangat mencintai Allah
itu sesungguhnya merasakan nikmat dalam `ketaatan. Ia gemar berbuat baik dan
iapun asyik memberbaiki dirinya sendiri. Terdapat tiga karakter hamba Allah
yang sholih yakni : pertama, ia sangat cinta kepada Allah. Dibuktikan
dengan ketaatannya yang luar biasa kapada sang khaliq, ikhlas berjuang
dijalan-Nya, penikmat tahajud, sholat fardlu tepat waktu, ia menggantungkan
hatinya di masjid, ia penjaga wudlu yang setia. Kedua, Selalu gemar
berbuat baik. Ia hanya bahagia bila sudah berbuat baik. Itulah cinta sejati, Ar
Rahman dan Ar Rahiim ada pada dirinya yakni belas kasih. Ketiga, Sibuk
memperbaiki dirinya. Ia sama sekali tidak tertarik mencari kekurangan apalagi
aib oranglain. Istighfar adalah amalannya, hatinya sangat tulus, firasatnya
tajam.
Orang yang berdzikir akan senantiasa diingat Allah Swt
merupakan manfaat yang akan diraih oleh orang yang rajin berdzikir apabila
orang itu benar-benar mengerjakan dzikirnya menurut cara yang dikehendaki Allah
dan RasulNya. Adapun manfaat yang akan diraih oleh orang yang berdzikir antara
lain : Meraih ketenangan batin, mendapat ampunan dosa dan mendapat pahala serta
dapat memperoleh kesuksesan.
Semua amal ibadah disyari`atkan pada dasarnya hanyalah
untuk dzikrullah. Amalan yang paling utama adalah amalan yang disertai dengan
berdzikir sebanyak-banyaknya, puasa yang paling utama adalah puasa yang
disertai dengan berdzikir sebanyak-banyaknya, shadaqah yang paling utama adalah
shadaqah yang disertai dengan dzikir sebanyak-banyaknya, haji yang paling utama
adalah haji yang disertai dzikir sebanyak-banyaknya, demikian pula dengan jihad
dan amalan-amalan lainnya.
Dzikir merupakan pendorong ibadah-ibadah lainnya. Dengan
berdzikir sebanyak-banyaknya, ibadah-ibadah lainnya akan menjadi mudah, ringan
dan menyenangkan, hal-hal yang berat akan menjadi ringan, setiap kesukaran akan
berubah menjadi mudah, setiap beban akan menjadi ringan dan setiap bencana akan
sirna.
Dzikir sebanding dengan memerdekakan hamba sahaya,
sebanding dengan menginfakkan harta dan sebanding pula dengan berperang di
jalan Allah (jihad fi sabilillah). Dzikir juga merupakam sumber syukur. Semakin
banyak berdzikir, maka semakin banyak pula bersyukur. Tidak ada sesuatu apapun
yang dapat menambah nikmat Allah dan menyelamatkan dari azab-Nya selain
dzikrullah, karena dzikir merupakan puncak bersyukur kepada Allah.
Dzikir dapat menghidupkan hati. Di hati manusia terdapat
semacam kekerasan yang tidak dapat dirubah menjadi lembut melainkan dengan
berdzikir, maka hal yang dapat dilakukan seorang hamba untuk mengobati
kekerasan hatinya adalah dengan berdzikir.
Dzikir dapat menghapuskan segala noda dan dosa. Dzikir dapat menjauhkan diri dari perasaan
takut dan was-was. Kotoran hati adalah keinginan hawa nafsu dan kelalaian,
keduanya akan sulit dibersihkan tanpa dzikir. Dzikir dapat menjauhkan lidah
seseorang terjauh dari ucapan-ucapan dosa seperti bergunjing, memaki, berbohong,
mengucapkan kata-kata kotor dan perkataan sia-sia karena lidahnya disibukkan
dengan berdzikir.
Orang yang selalu berdzikir ketika dalam perjalanan dan
ketika berada di rumah, berarti ia telah memperbanyak saksi pada hari kiamat,
karena sesungguhnya tempat, rumah, gunung dan bumi akan menjadi saksi baginya
di hari kiamat. Dengan dzikir secara istiqamah ia akan hidup bahagia di dunia
dan akhirat karena seseorang yang berdzikir akan selalu dirahmati oleh Allah
Swt dan dilindungi dari siksa api neraka.
Dzikir merupakan sarana untuk kembali kepada Allah yang
akan membawa seseorang berserah diri kepada-Nya. Sehingga dalam setiap
urusannya, Allah akan menjadi tempat berlindung dan benteng baginya. Dzikir
dapat menyebabkan seseorang dekat kepada Allah. Semakin banyak seseorang
mengingat Allah, ia akan semakin dekat dengan Allah. Dzikir juga dapat menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah
yang merupakan pintu cinta kepada Allah.
By
: Nurhajs (KUA Wonosari Gunungkidul Yogyakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar